Saat aku sendiri dalam gundah…
Hari ini tepat hari senin
tanggal 24 Juni. Pagi-pagi sekali aku sudah bangun dan bergegas mandi. Udara pagi
ini begitu terasa dingin, namun aku tak mau kalah oleh hawa dingin yang
sementara ini. Hari ini begitu membuatku tegang tak karuan, karena hari ini aku
akan mengadakan tes lanjutan beasiswa Djarum dari tahap administrasi yang
berhasil aku lalui, Alhamdulillah.
Aku tak sempat sarapan pagi
ini, karena pukul 07.00 harus sudah ada di Cikutra, tempat dimana aku harus
menjalani tes. Di perjalanan menuju tempat tujuan hatiku terasa begitu gundah,
khawatir aku terlambat. Namun aku tepis semua perasaan gundah yang terlalu lama
menggelayuti hatiku itu. Aku kembali focus pada jalan-jalan yang aku lewati,
takut-takut terlewati.
Setelah sekian lama, akhirnya
aku sampai di tempat tujuan. Aku bergegas menuju tempat dimana banyak orang
berkumpul untuk menjalani tes yang sama.
“Teh!” teriak salah seorang perempuan
seusiaku dengan melambaikan tangannya, lengkap dengan jas almamater kebanggan
universitas kami.
“Hei!” Balasku.
Dia adalah teman seangkatanku
di kampus, kami memang sepakat bertemu di lokasi saat ini. Hari ini begitu
banyak jas almamater biru tua yang dikenakan. Yup, karena khusus untuk hari ini
tes lanjutan untuk peserta dari universitasku yang lolos tahap administrasi
Beswan Djarum. Pantas saja kami semua tampak sama. Ternyata satu universitas.
Pukul 07.35 WIB kami pun
dikumpulkan di satu ruangan yang begitu besar, sebut saja itu aula. Aku takjub
dengan suasana di ruangan itu. Begitu banyak orang yang mengikuti tes. Mungkinkah
aku lolos ke tahap berikutnya?
Pukul 08.00 WIB tes pun
dimulai, sekitar 2 jam penuh kami menjalani tes tersebut. Luar biasa. Hasil tes
kami akan di umumkan hari itu juga tepat pukul 12.00 WIB. Aku tak sabar melihat
hasilnya.
Saat-saat menunggu aku gunakan
untuk mengisi perutku yang masih kosong, aku tak ingin mendzalimi tubuhku kali
ini. Bergegas aku dan teman-temanku mendatangi tempat yang menjual makanan.
Setelah makan, kami segera
kembali ke tempat dimana kami menjalalni tes. Dari kejauhan sudah terlihat
begitu banyak orang yang berdiri di depan beberapa kertas yang di tempelkan di
tempat pengumumuan. Itukah hasil tes kami tadi? Perlahan aku mendekat, dan
mulai aku telusuri namaku di setiap tulisan di atas kertas tersebut. Nihil. Namaku
tak tercantum.
Aku sedikit kecewa sebenarnya,
namun inilah yang terbaik menrut-Nya. Aku memang kurang persiapan. Maka Allah
pun memberikanku hasil sesuai dengan apa yang aku usahakan. Alhamdulillah, aku
mulai bisa menerima hasilnya.
Aku memang tidak lolos ke tahap
selanjutnya, namun bukan berarti aku tidak mendapatkan apa-apa. Banyak yang aku
dapat hari ini. Perjuangan, usaha, optimisme, keikhlasan dan pengalaman
tentunya. Allah telah mengajarkan itu semua padaku melalui tes Beswan Djarum.
Kini,
buku dan pulpen inilah yang senantiasa bersamaku sekaligus kenang-kenangan
terakhirku mengikuti tes itu. ^^
Langganan:
Postingan (Atom)