Pemuda Tanggung itu

Posted on 01.40 In:
"Caheum-Cileunyi, Caheum-Cileunyi!" 
Suara teriakan itu berasal dari seorang pemuda tanggung, dengan jaket dan celana jeans seperempat yang terlihat lusuh. 
Segera aku melangkahkan kaki ke dalam sebuah angkutan kota jurusan Cicaheum-Cileunyi, kebetulan saat itu aku baru saja tiba setelah beberapa hari pulang kerumah. 
Tak berapa lama setelah aku duduk, angkot yang aku tumpangi pun mulai bergerak menuju tempat tujuan. Di perjalanan, mataku terfokus pada sosok pemuda tanggung tadi yang sepertinya tak berbeda jauh denganku, sekitar 20 tahun. Sosok pemuda yang bagi sebagian lain tidak ada artinya, seorang pemuda yang mencari uang dengan hanya bermodalkan teriakan dan ajakan untuk mendapatkan seribu dua ribu uang atau bahkan tidak sama sekali. 
Bertolak belakang denganku, saat ini aku duduk dengan nyaman di angkot bukan dengan uang hasil jerih payahku sendiri. Ini adalah hasil keringat ayah, yang setiap hari kulihat wajahnya penuh peluh dengan senyum yang selalu ia berikan kepada kami demi kebahagiaan kami, keluarganya. Tak pernah aku dituntut untuk mencari uang sendiri demi kelangsungan hidupku. 
Di sisi lain aku melihat iklim yang kontras dengan kehidupanku. Aku mengaguminya, sosok yang semangat bekerja walau masih muda, dengan senyum yang selalu ia torehkan kepada siapa saja yang ia temui. Walau pakaiannya lusuh, ia tetap menjaga dirinya, wajahnya bersih tanpa tindikan atau tato yang menghiasi tubuh yang bisa dilakukan beberapa anak-anak jalanan. Sungguh luar biasa perjuangannya. Saat sekarang banyak anak-anak yang menghabiskan uangnya 50-100 ribu dalam beberapa jam hanya untuk membeli sesuatu yang mengenyangkan perut, ia bahkan tak kuasa berharap sesuatu yang lebih dari 10 atau 20 ribu perhari, cukup untuk makan hari itu saja sudah ia syukuri.
Ya Allah, terkadang aku lalai dengan apa yang telah Engkau berikan padaku, sementara dibelahan tempat sana masih banyak saudara-saudaraku yang hidup penuh kekurangan, betapa kufur nikmatnya bila saat ini aku masih berleha-leha dengan nikmat yang Engkau beri tanpa ada tindakan yang berarti untuk mereka.




Sunday, February 10th 2013 at public vehicle

Kekuatan Itu Bernama Mimpi

Posted on 01.06 In:
Embun pagi menyapa dengan senyuman indahnya
Menyapa diri yang penuh dengan untaian harap
Tertuang indah di lembaran putih yang semakin lusuh
Diwarnai tinta hitam

Ingin raga ini segera berlari
Namun angin menahannya
seolah tak rela bila raga ini hanya mampu berlari
tanpa bisa membawa nafas-nafas kehidupan

dan kini angin itu mampu memberi kesejukan
Dikala raga berhias peluh duniawi
Angin itu pun terus memberi kesejukan dan menuntunnya
tuk merasakan manisnya proses

Proses mengubah tinta hitam menjadi tinta emas
yang tertuang di lembaran putih yang lusuh
untaian-untaian harap itu kini menggeliat satu persatu
Menunjukkan sayapnya yang siap dikepakkan

Daun-daun pun hanya tersenyum
sambil sesekali melambaikan kelopaknya
seolah ingin berkata
Tulislah mimpimu dan wujudkan!








Especially for my friends who always spirit to realize their hope...Hope Allah always keep our faith..