Pertemuan di Jumat itu

Posted on 00.35 In:

 
“Jadi penyelesaian sengketa dalam asuransi itu ada dua, pertama jalur pengadilan dan yang kedua jalur arbitrase…..” terdengar suara lelaki dewasa yang sedang menerangkan asuransi di sebuah ruangan kelas perkuliahan, itulah dosen asuransi di universitasku.
Saat itu aku sedang tidak focus, mata dan pendengaranku memang terlihat menyimak, namun hatiku sudah berjalan ke luar ruangan itu, Subang.  Ya, hari itu aku akan pulang sesaat setelah perkuliahan berakhir. Namun, kepulanganku saat itu terasa begitu istimewa, istimewa khususnya bagiku. Hari itu aku tak hanya pulang dan bertemu keluarga tercinta, namun aku juga bertemu satu dari tujuh pelangi yang aku rindu.
Pelangi yang warnanya paling berani diantara kami. Pelangi nunjauh di awan sana, memilih menjauh dari kami beberapa saat. Sungguh aku sangat merindukannya.
Di perjalanan pulang hatiku seakan ramai dengan genderang bahagia menantikan pertemuan kami. Hari itu cuaca begitu panas, namun tak mampu mengalahkan sejuknya hati yang merindu. Semua orang yang aku temui saat itu begitu terlihat manis, membuatku ingin tersenyum pada mereka.
“kriingg..kringg” terdengar suara ponsel yang menandakan ada pesan masuk. aku buka pesan pendek yang masuk ke ponselku,  terlihat pesan masuk dari pelangi berani itu, “sist..masih dmn? Kalo sudah sampai kabari”. Temanku itu memang akan menjemputku di pemberhentian kendaraan umum yang terakhir aku naiki. Hatiku semakin berkecamuk saja, antara bahagia, sedih dan kesal saat bertemunya nanti. Ya, bahagia karena akhirnya Allah mempertemukan kami kembali, sedih karena pertemuan ini hanya dihadiri dua pelangi dari delapan pelangi yang menghiasi simponi kehidupan kami, dan kesal karena beberapa lama ini sempat tak ada kabar darinya, merasa menjadi teman yang tak berguna.
Laju kendaraan yang aku tumpangi lumayan cepat, hingga tak terasa beberapa menit lagi aku sampai di tempat tujuan. Setelah sampai, aku pun segera mengirim pesan pendek padanya untuk mengetahui keberadaan dia saat itu. Tak berapa lama berjalan, akhirnya aku melihat seorang akhwat berjaket biru tua, rok bermotif garis-garis pink dan kerudung abu yang ditutupi helm, dialah pelangi itu.
“Hei..”teriakku dari kejauhan.
Bergegas aku mendekat dan menaiki motornya.
“Gimana kabarmu, sehat?”sapanya
“Alhamdulillah sehat, kamu gimana? Tega ya!”balasku
“Alhamdulillah, heheh”
Motor yang kami tumpangi pun melaju, membawa kami pada tempat dimana kami biasa berkumpul saat masa SMA dulu. Setelah sampai di tempat yang kami tuju, bergegas kami turun dan segera memposisikan diri pada tempat yang nyaman.
Kami duduk bersama saat itu, lama aku melihat wajahnya. Wajah yang beberapa lama ini tak sempat aku perhatikan. Ada yang berbeda dari wajahnya, ya, ada setitik lelah yang tak ingin ia tampakkan sebenarnya. Saat itu ingin sekali aku memeluknya, meredakan lelahnya sesaat, namun aku tak mampu, aku hanya bisa menghiburnya dengan lelucon yang mungkin membuatnya bosan. Sist, tetap semangat! Bila dalam buku ada 5 menara, dalam kehidupan nyata, ada 8 Menara, itulah kita…^_^





Friday, April 19th 2013

Aku bukan daun sempurna tanpa layu

Posted on 18.18 In:


Bukan ku tak mau saat kau sodorkan pelangi
Bukan ku tak mau saat kau suguhkan semangkuk kasih
Aku bukan daun sempurna tanpa layu
Aku bukan pula daun tegar tanpa ranting
Ah..mungkin kau tak pernah tahu saat ragaku sakit diterpa angin

Sungguh aku butuh pelangi untuk mewarnai hidupku
Akupun butuh semangkuk kasih untuk menghilangkan layuku
Namun, ah!
Aku hanya daun kering yang tak menawan
Bahkan ulatpun tak mau mendekatiku

Aku hanyalah daun yang kering
Hijauku masih jauh dari raga
Hanya dahaga yang setia menemani
Hanya debu yang mampu mengisi celah kosong pada seratku
Aku tak ingin menutup indahnya pepohonan

Sungguhpun pohon itu menghampiriku
Aku dilanda kaku yang tak bertepi
Jauh dilubuk hati
Aku merindukannya….
Merindukan pohon yang mampu menjadi penyanggaku

Yang menerima daun kering tanpa hijau
Hingga akhirnya daun itu kembali menawan
Dipersinggahan indah pohon cintanya….



Asyllah… Wednesday,December 19th 2012

Sebait Kisah, SOLO..

Posted on 18.06 In:

“Hmm..”  bergumam di sudut paling belakang tempat duduk bus eksekutif yang membawaku kembali ke temat dimana aku menuntut ilmu, Bandung.
 Hari itu aku, bersama keempat temanku (dua akhwat dan dua ikhwan) baru saja selesai mengikuti agenda tahunan nasional, induk organisasi yang aku ikuti di kampus. Agenda itu mempertemukan kami dengan berbagai mahasiswa di nusantara, subahanallah. Maha Suci Allah yang telah berbaik hati memilihku untuk menjadi salah satu orang yang beruntung itu.
Ya, beruntung, karena agenda itu benar-benar agenda yang membantu terbentuknya para ekonom rabbani.(aamiin..^_^). Agenda olimpiade ekonomi islam nasional. Bila dilihat dari kemampuanku, sungguh jauh dibawah teman-teman yang aku temui di agenda itu, jangankan di agenda itu, di antara anggota organisasi yang aku ikuti pun, aku rasa dibawah mereka. Tapi itulah kuasa Allah, dengan Kemaha Baikkannya, akulah yang Dia pilih (Alhamdulillah Wasyukurillah).
Agenda itu diadakan selama empat hari, dan untuk tahun ini, Solo lah yang terpilih menjadi tuan rumah penyelenggara, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Antusias aku mengikuti semua agenda. Walau pada akhirnya kami masih belum diberi kepercayaan oleh Allah untuk menjadi juara nya. Itulah yang terbaik, mengingat persiapan yang kurang, jauh terlambat persiapan dibanding teman-teman yang lain yang telah mempersiapkan jauh-jauh hari, Allah memang Maha Adil, tidak pernah mau mengecewakan hamba-Nya yang berusaha. (eits,, bukan berarti kami tidak beruasaha yaa…)
Solo memang menawan, dengan budaya yang masih terpelihara dengan baik, tata krama orang-orangnya, dan pastinya kuliner yang tak kalah hebat dengan harga yang bersahabat. Hee.. baru kali itu aku merasakan enaknya nasi kucing.(telaat sih sebenarnya, wong yang lain udah pada ngerasain…hiks). Tapi tak apalah, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali..#apaa
Hikmah yang aku dapat dari agenda ini tentunya banyak sekali. Pengalaman udah pasti, ilmu apalagi, link gak kalah deh. Dan yang paling membuatku tersenyum apabila mengingat agenda itu adalah saat kita semua (dari sabang sampai merauke…#hiperbola) menyanyikan lagu kebangsaan induk organisasi, `Ekonom Rabbani` dari Izzatul Islam. Wah berasa pejuang beneran..
Agenda demi agenda aku lalui dengan kesenangan, hingga akhirnya hari terakhir pun tiba, dengan agenda field trip. Dimulai dari jalan di CFD (Card Free Day) Solo, keliling muter Keraton Solo, sampe di rute terakhir ke Pasar Klewer. Mm..rada trauma kalau inget di Pasar Klewer, punten yaa teteh sayang…J(secret…heeu)
Setelah agenda terakhir itu, kami pulang ke perantauan kami masing-masing. Dan inilah aku saat ini, duduk manis di bangku bus paling belakang yang tempatnya berdekatan dengan WC. Tapi Alhamdulillah tidak bau sama sekali.

 
  @CFD, Solo-field trip


Subuh, pukul 05.20 WIB, aku tiba di kosan tercinta, rehat sejenak, shalat, dan bersiap menghadapi UTS pukul 07.00 WIB. Subhanallah Walhamdulillah..
Semoga menjadi awal menggapai cita…. Especially for my lovely parents, mom and dad, I do Love U very much…