DIA Menyentuhku

Posted on 19.16 In:
Saat ku rasakn keringnya hati....

Saat kurasakan imanku mulai pudar....

DIA menyentuhku dengan cahayaNYA..

S'olah tak membiarkan hambaNYA tersesat...

ASTAGHFIRULLAHALADZIIM. . .

Betapa bdohnya diri ini telah meninggalkan dan menghianatiNYA..

Ya Rabb,Ya mujib..
Betapa malunya aku Ya Rabb. . .
Pantaskah aku mendapatkan kasihMU??

                                                                  Ya Rabb..kini kuserahkan hidup dan matiku padaMU

Bersyukur

Posted on 19.11 In:

Waktu menunjukkan pukul 15.30 wib saat aku sampai di terminal bus, menunggu teman perempuanku yang meminta ditemani ke sebuah acara. Ditengah penantian, banyak hal yang aku dapat, mulai dari bapak tukang baso yang terlihat lelah mendorong gerobaknya yang masih terisi penuh dengan dagangan, padahal waktu sudah menunjukkan senja pada waktu itu.
Apa yang aku dapat dari tukang baso tadi? Ya, kegigihan yang luar biasa dalam berjihad (benar, jihadnya kepala rumah tangga adalah dengan kegigihannya dalam mencari nafkah). Tak habis pikir aku saat itu, seusia beliau yang aku yakin tak muda lagi,  itu terbukti dari kullitnya yang sudah mulai menyusut dan berwarna hitam legam karena sering terbakar sinar matahari, masih begitu semangat berjuang untuk keluarganya tanpa mengeluh. Ah, jadi malu diri yang masih muda ini pun terlalu banyak mengeluh dalam hidup.
Padahal bila dipikir, apa yang harus dikeluhkan lagi, dengan fasilitas dan kenikmatan-kenikmatan yang diberikan Allah untuk kita melalui kasih sayang orang tua kita. Masihkah sanggup kita berpikir bahwa malangnya hidup kita saat ini?? Begitu kufur nikmatnya kita. Astagfirullah.
Tak sampai disitu, kenyataan lain yang aku temui adalah perjuangan yang dilakukan seorang anak untuk menyambung hidupnya. Bila dilihat dari perawakannya, aku yakin dia masih berumur 7 atau 8 tahun. Masyaallah, seusia itu sudah merasakan susahnya hidup dan harus berjuang demi sesuatu yang ia inginkan. Jangankan menginginkan jalan-jalan ke wahana permainan super megah, atau makan di restourant ternama, bermimpi membeli pakaian baru pun mereka tak berani, mengapa? Karena itu hanya sia-sia dan jadi harapan dalam onggokan cerita hidupnya.
Lalu apa yang sekarang bisa kita lakukan?? Mengeluarkan uang bermilyar-milyar untuk memfasilitasi kehidupan mereka?? Apakah kita punya cukup dana sebanyak itu?? Atau mencuri uang para pejabat untuk kemudian dibagikan kepada kaum papa seperti yang dilakukan si Pitung??
Tak perlu bersusah payah melakukan hal itu, untuk saat ini yang bisa kita lakukan adalah bersyukur. Ya, bersyukur dengan apa yang kita dapatkan saat ini.


Ambil Hikmahnya

Posted on 20.28 In:
Hari ini, senja begitu indah menggelayuti tangan sang awan, seakan tak ingin lepas dari genggamannya. Seperti dulu saat usiaku masih kanak-kanak, tak berbeda dengan awan itu. Sungguh indah kisah perjalanan hidup yang telah di atur oleh sang Pencipta. Jadi ingat masa-masa SMP dulu, masa-masa kenakalan yang tak akan terulang, masa-masa dimana sang vmj (virus merah jambu) pertama kali datang mengetuk kemurnianku. Ah... serasa ingin tertawa saja bila mengingat hal itu.
Ya, saat itu aku masih duduk di kelas dua SMP, aku bahkan belum mengenal apa itu cinta, hingga saat aku merasakan begitu mengagumi sosok dewasa yang hadir di sekolah, dialah guru sejarahku. Mungkin kederangannya lucu saat kita menyukai seseorang yang jauh beberapa tahun dari kita, yang kemungkinan dia hanya menganggap kita sebagai adiknya atau bahkan anaknya. Ya ampun!!
Dia sosok dewasa dengan janggut tipis yang menghiasi dagu panjangnya, perawakannya sedang (tak terlalu tinggi juga tak terlalu pendek), badannya pun kurus dan akan melayang bila terkena angin (wealah....tak sedrastis itu sih,hehe), yang pasti dia masih berstatus lajang saat itu. Aku hanya mengaguminya, tak terpikir sedikit pun untuk menjadi istrinya (jelaslah orang masih bau kencur, masa udah mikirin nikah, belajar,belajar!!). Hal itu membuatku benar-benar bingung, hingga akhirnya akupun memutuskan untuk menceritakannya pada salah satu kakak kelasku yang biasa aku panggil Teh Gisha, saat itu dia duduk di kelas tiga SMA. 
"Teh...kenapa ya, setiap deket sama Pak X dadaku selalu berdebar tak karuan, padahal sebelumnya aku sudah makan (lho gak nyambung ya??)"
(Tertawa) "Haahaa...ade, ade, itu teh namanya kamu suka!"
"Iiihhh...gak teteeh, ade gak suka! (masih menyangkal)
Tak sampai disana, karena rasa mengagumi yang besar terhadap guru sejarah itu, aku pun terdorong untuk melakukan yang lebih untuk sang guru (eit,,,dalam hal positif tentunya). Suatu hari aku dan teman dekatku sengaja tak segera pulang setelah pelajaran berakhir, kami duduk-duduk di depan kantor menunggu  guru sejarah itu, berharap dia menghampiri dan mengajak kami mengobrol. Mungkin karena merasa aneh terhadap kami, guru X pun menghampiri kami.
" Belum pulang??"
"Mm..belum Pak." (jawab kami serempak)
"Boleh Bapak minta tolong?"
"Boleh Pak, apa yang bisa kami lakukan??"
"Tolong ya belikan air mineral"
"Oke Paak"
Tak lama kemudian kami pun kembali dengan membawa air mineral disertai sedotan. Segera setelah meminum airnya Pak guru X pergi bergegas pulang dengan motor bututnya, dia pun berpesan kepada kami agar segera pulang. Tinggalah botol air mineral dengan sedotannya dihadapan kami. Saat itu kami saling berpandangan (aku dan temanku), dengan secepat kilat kami berebut sedotan bekas Pak guru X (aduh, aduh, anak-anak). Karena tak ingin terjadi keributan, akhirnya kami pun memutuskan untuk membagi sedotan itu dengan mengguntingnya menjadi dua bagian. Hingga kini barang itu masih tersimpan rapi di kamar di sebuah kotak kecil yang berisi barang-barang yang berhubungan dengannya, dan aku beri nama “Kotak Bersejarah”, karena di dalamnya berisi semua hal tentang guru sejarah itu.
Hari berganti hari, tak disangka ternyata teman-teman sekelasku tahu tentang hal ini (rasa sukaku pada Pak guru X), dan sepertinya Pak guru juga telah mengetahuinya. Ini terbukti dari sikapnya yang selalu menghindar bila bertemu denganku. Aku  kesal saat itu, kesal karena perubahan sikapnya yang tak seramah dulu. Mungkin maksudnya agar aku tak semakin jauh menyukainya. Hal itu wajar,  karena dia memang sosok ikhwan yang sholeh dan sangat menjaga pergaulan dengan lawan jenisnya, namun kepada kami dia sangat ramah, pasti karena dia menganggap kami hanya sebatas muridnya.
Kekesalan itu tak dapat aku sembunyikan, hingga aku mengekspresikannya dengan menggambar sosok ikhwan yang berkopiah dan aku beri nama dengan nama-nama penuh kekesalan (bukan nama-nama hewan lho?!) seperti sebutan “boloho” (ungkapan kekesalan khas dalam bahasa Sunda) dan masih banyak ungkapan-ungkapan yang lainnya yang tak aku ingat lagi. Dan itu aku tulis di buku catatan sejarahku.
Suatu hari Pak guru X masuk ke kelas kami dan mengadakan ulangan untuk kami, dia pun meminta kami untuk mengumpulkan buku sejarah kami di depan. Sekitar satu atau dua jam kami lalui untuk mengisi soal, dan seperti biasa setelah itu kami mengambil kembali buku catatan yang kami kumpulkan di depan. Saat aku mengambil bukuku, tiba-tiba Pak guru X menyampaikan sebuah hadist yang bunyinya kurang lebih seperti ini, “ Janganlah kamu terlalu mencintai sesuatu karena siapa tahu suatu saat kamu akan membencinya, dan janganlah pula kamu terlalu membenci sesuatu karena siapa tahu suatu saat kamu akan menyukainya” (mohon dikoreksi bila ada yang salah yaa...!). aku pun berlalu tanpa tahu apa maksudnya. Setelah itu akau pun membuka buku catatan sejarahku dan tak sengaja terbuka bagian belakang yang berisi curahan hatiku serta gambar ikhwan berkopiah tempo hari, namun ada yang berbeda dari bentuknya... masyaAllah ada coment hadist yang isinya persis seperti yang di sampaikan Pak guru padaku tadi. Betapa malunya aku. Setelah kejadian itu Pak guru X pun bersikap biasa lagi padaku, begitu pun aku.
Sungguh apa yang kita alami dulu adalah bumbu manis di kehidupan kita dan akan menjadi episode pelengkap akhir hayat kita. 


Bandung, 23 Desember 2011, terinspirasi dari cerita sahabat. Syukron ukhty sudah mengijinkan mengangkat cerita hidupmu, maaf ya kalau ada yang di ubah.hehee


Surat Untuk Allah swt

Posted on 05.55 In:
Allah....pemilik hati setiap makhluk, yang menggenggam hidup dan mati, yang kuasa memutuskan segala perkara.
Ya Allah, Tuhanku yang penuh cinta, tahukah Engkau bagaimana perjuanganku memulai hidup di jalan-Mu?? Jalan yang penuh rahmat dan inayah-Mu ini, jalan yang begitu sulit ku tempuh...
Namun,,,,saat aku telah berada di jalan-Mu, terpaan angin dan badai tak lelah menerpa, sehingga tak jarang aku terombang-ambing tak menentu. Tak dipungkiri Ya Rabb, saat itu aku sangat membutuhkan penopang agar tak jatuh aku karenanya.
Dan kini, semua berjalan begitu saja, segala onak bahkan duri seakan terbiasa menemani hidupku. Aku tahu ini adalah salah satu cara-Mu membuatku kuat. Aku pun merasakannya.
Saat ku merasa lelah berada di jalan-Mu ini, Kau kirimkan semangkuk kasih-Mu padaku, sebagai usaha-Mu menguatkanku.
Allah, Tuhan yang tak lelah membantu hamba-Nya, dan yang tak pernah bosan mencintai hamba-Nya dengan sepenuh hati,,
disini....Ya, di dalam hati inilah akan kusimpan cinta dan kasihku untuk-Mu
Jangan pernah bosan dalam mencintaiku, karena kenyataannya aku akan merindukan itu setiap saat.
Ya Allah..kasih sejatiku, 
cukup hanya surat ini yang mampu kuberikan sebagai perantara cintakau pada-Mu..
Namun, suatu saat aku harap aku bisa melihat-Mu.....

Kasihku

Posted on 00.51 In:
Semilir angin menyapaku dengan dingin tubuhnya
Seakan ingin menyampaikan rindu-Nya padaku
Lembut sentuhnya semakin kurasa
Saat titik air membasahi jiwaku

Jiwa yang kering ini 
Seolah rumput yang hijau kembali
Subhanallah....
Rasa itu....kehangatan itu

Sentuh lembut tangan-Nya padaku
Begitu terasa meraba hati dan jiwaku 
Inikah kasih-Mu pada setetes noda sepertiku?
Sungguh....tak dapat kusembunyikan rasa itu 

Rasa yang begitu bergejolak dalam dada
Rasa yang mampu menghidupkan kembali gairahku
Gairah cinta yang begitu bergemuruh
Seakan ingin katakan.....Aku Cinta Pada-Mu
Aku Sayang Pada-Mu.... Ya Malik...Kekasih sejatiku